Setiap perbuatan baik pasti akan memberikan feedback yang baik, sebaliknya setiap perbuatan buruk pasti akan memberikan feedback yang buruk pula bagi si pelaku. Rosulullah SAW memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada siapapun agar kita masuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung.
Menjadi orang-orang yang beruntung tentu saja harus bisa melakukan perbuatan yang senantiasa di ridhoi Allah SWT. Banyak perbuatan baik yang dapat kita lakukan, salah satunya ialah menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin. Hikmah dan manfaat yang akan kita dapatkan dari perbuatan ini sungguh luar biasa. Selain itu, menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin merupakan perintah Allah SWT.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang Ibu-Bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” (Q.S. An-Nisa’ : 36).
Jangan pernah sekali-kali mempunyai pikiran apabila kita memberikan sebagian harta kita kepada anak-anak yatim dan fakir miskin dapat membuat kita menjadi miskin, tetapi justru itu akan menambah keberkahan harta yang kita miliki, karena sesungguhnya Allah pasti akan membalas segala perbuatan kita walaupun itu hanya seberat biji dzarrah.
“Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya ia akan melihat (balasan)nya” (Q.S. Al-Zalzalah : 7 )
Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin juga merupakan wujud dari infaq dan sedekah. Seperti halnya infaq dan sedekah, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin tidak harus berupa materi, bisa berupa apa saja sesuai dengan kadar kemampua kita, yang terpenting adalah dari niat kita untuk berbuat baik dan membantu meringankan beban mereka.
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizqinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang diberikan kepadanya” (Q.S. At-Tholaq : 7 )
Manfaat dan keberkahan yang akan kita dapatkan apabila kita selalu berbuat baik terutama kepada anak-anak yatim dan fakir miskin itu sangatlah banyak, adapun beberapa manfaat yang akan kita dapatkan yakni, antara lain :
Semua umat manusia pasti menginginkan kebahagiaan. Bagi setiap muslim yang bertaqwa, pastinya akan segera berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan kebahagiaan itu. Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin akan mempermudah kita dalam mendapatkan kebahagiaan itu di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang akan kita dapatkan didunia ialah merasa tenang, tentram dan bahagia karena dapat membuat orang-orang yang kekurangan menjadi tercukupi. Dalam pandangan masyarakat, apabila kita selalu dan senang berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, pastinya masyarakat akan senang kepada kita karena itu merupakan perbuatan mulia yang akan membuat hidup kita menjadi tentram dan bahagia dan hubungan kita dengan masyarakatpun juga akan terjalin dengan baik.
Selain kebahagiaan didunia, orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak yakin dapat bersanding dengan Rosulullah SAW, seperti dalam kutipan hadis berikut.
“Aku dan orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim disurga nanti kelak seperti dua jari ini” (H.R. abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad)
Dalam hadis diatas, diibaratkan Nabi dan orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin seperti dua jari yang selalu bersama-sama, begitu dekatnya dengan rosulullah SAW.
Selain hadis diatas, ada hadis lain yang menyatakan bahwa orang yang gemar dalam menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin akan masuk kedalam surga.
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orangtua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mncukupinya maka ia pasti akan masuk surga” ( H.R. Abu Ya’la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy).
Orang yang berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, menandakan bahwa orang tersebut memiliki keimanan dan ketaqwaan yang sangat kuat. Orang-orang yang beriman dan bertaqwa pasti akan selalu berusaha untuk mematuhi perintah Allah SWT untuk selalu berbuat baik, terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin. Seperti Firman Allah SWT.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnaya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Q.S. Ali-Imron : 133-134 )
Dari ayat diatas, kita dapat mengetahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk menafkahkan sebagian harta kita terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Maka karena itulah, keimana dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT semakin tebal dan bertambah kuat.
Manfaat lain dari menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin adalah dapat menumbuhkan jiwa kedermawanan. Kita sebagai umat islam, diperintahkan untuk mempunyai jiwa dermawan, karena dengan sikap inilah hubungan kita kepada orang lain akan semakin baik, terutama hubungannya antara kita dengan anak-anak yatim dan para fakir miskin. Dengan hal ini, Allah SWT pasti akan memberikan kita pahala dan kenikmatan yang sangat luas.
Allah SWT melarang kita untuk mempunyai sifat kikir terhadap orang-orang yang lemah, apalagi sampai menindas mereka. Sifat kikir dapat membinasakan diri sendiri, sebagaimana sabda Rosululullah SAW.
“Jauhilah sifat kikir, sesungguhnya yang memninasakan umat sebelum kamu adalah sifat kikir: ia (sifat kikir) akan menyuruh mereka bersifat kikir maka mereka kikir, dan menyuruh mereka memutuskan silaturahim maka mereka memutuskan silaturahm, serta mnyuruh mereka berbuat fasik maka mereka berbuat fasik” (H.R. Abu daud)
Sungguh merugi orang-orang yang kikir karena ia pasti akan mendapatkan kesukaran dalam hidupnya.
“Dan adapun orang-orang bakhil (kikir) dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala yang terbaik maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” (Q.S Al-Lail : 8-11)
Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan bentuk dari kedermawanan, sehingga orang yang selalu bersikap dermawan itu, rasa syukur dan ikhlas dalam dirinya akan semakin meningkat dan akan semakin percaya bahawa berbuat baik kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin dapat memberikan kualitas bagi hidup mereka.
Dengan beramal baik dan bersedekah kepada anak-anak yatim dan fakir miskin harta kita akan semkin bertambah. Seperti firman Allah SWT.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Q.S Al-Baqoroh : 261)
Orang-orang yang memiliki sifat ikhlas, hidupnya selalu akan merasa bahagia dan selalu bersyukur kepada Allah.
Katakanlah : “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah (beribadah) dengan ikhlas/memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama” (Q.S. Az-Zumar : 11)
Sebagai makhluk Allah yang beriman dan bertaqwa, kita harus memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Jika kita berharap Allah mencintai kita, kita harus bisa mencintai sesama terlebih dahulu. Pada dasarnya orang-orang yang berbuat baik kepada sesamanya akan mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Allah SWT.
Katakanlah : "jika kamu benar-benar mencinta Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S Ali-Imron : 31)
Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan wujud dari sedekah, manfaat dari sedekah adalah dapat menjadikan harat kita lebih berkah dan semakin bertambah.
Keberkahan harta seseorang dapat membuat hidupnya menjadi tenang, tentram dan bahagia. Dengan keberkahan tersebut, pemiliknya akan bertambah rajin beribadah kepada Allah SWT, sebaliknya orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah, maka akan membuat hartanya menjadi tidak berkah dan akan membuat pemiliknya jauh dari Allah dan akan membuat hidupnya resah, gelisah.
Kita tidak perlu khawatir menjadi miskin jika harta kita disedekahkan kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin, karena hal itu pasti akan membawa keberkahan bukan malah membawa kemelaratan.
Dari Annas R.a : “Nabi Muhammad SAW bersabda : “Pintu rizqi akan terbuka sampai ‘Arsy. Allah menurunkan kepada Hamban-Nya bagian rizqi mereka sesuai dengan banyaknya shodaqoh mereka. Barangsiapa yang sedikit mengeluarkan shodaqoh, maka Allah akan memberinya sedikit rizqi, dan barang siapa yang banyak mengeluarkan shodaqoh, maka Allah akan memberinya rizqi yang banyak” (H.R. Dailami)
Kelak pada hari kiamat, semua orang akan merasa bibgung, resah, gelisah dan ketakutan terhadap keadaan saat itu, gunung-gunung seperti kapas yang berhamburan, dan masusia berhamburan tak karuan. Pada hari itu, hanya orang-orang tertentu saja yang akan mendapat naungan dari Allah SWT. Dan salah satu orang-orang yang mendapat naungan dari Allah SWT adalah orang-orang yang gemar bersedekah dengan hati yang tulus dan ikhlas. Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW.
“Ada tujuh golongan yang kelak akan mendapat naungan dari Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya. Salah satunya adalah seorang pemuda yang bersedekah dengan tangan kanannya hingga tangan kirinya tidak megetahui apa yang disedekahka oleh tangan kanannya” (H.R Mutafakkun ‘Alaih).
Untuk itu hendaklah kita selalu ringan tangan untuk berbuat baik dan bersedekah terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin dengan tulus dan ikhlas hanya mengharap rodho Allah semata.
Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan wujud dari sedekah, kita mengetahui bahwasanya sedekah merupakan hal yang menyebabkan pahala mengalir terus-menerus, seperti sabda Nabi SAW :
“Dari Abu Hurairah R.a, bahwasanya Rosulullah SAW telah bersabda : “Bila seorang hamba telah meninggal, segala amalnya terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya” (H.R. Bukhori, dalam Adabul Mufrod)
Hadis diatas menjelaskan bahwasanya penyebab dari pahala yang terus mengalir tanpa putus adalah sedekah jariyah, lmu yang bermanfaat dan anak shoeh yang mendoakannya.
Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin tidak selalu dengan materi, bisa juga dengan mengajarkan kepada mereka ilmu yang bermanfaat, sehingga akan selalu berkelanjutan mereka mengajarkannya walaupun tidak harus menjadi seorang guru, karena pada dasarnya kita sebagai manusia harus saling berbagi ilmu. Menasehati dan salaing memperingatkan juga merupakan dari mengajarkan ilmu. Kemudian ketika kita berbuat baik terutama kepada anak-anak yatim, maka mereka akan selalu mendoakan kita, seperti halnya anak yang mendoakan orang tuanya.
Jiwa seseorang seringkali menjadi kotor karena perbuatan mereka sendiri. Salah satunya adalah karena sifat berlebihan dalam kecintaannya terhadap dunia yang akhirnya menimbulkan sifat kikir dan enggan menyedekahkan sebagian hartanya.
Sikap berlebihan terhadap dunia tidaklah disukai oleh Allah SWT, bahkan Allah sangat benci kepada orang-orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, dan tiada keinginan untuk mengamalkan harta yang telah dimilikinya. orang-orang yang berperilaku demikian akan menjadi orang-orang yang celaka.
“Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya” (Q.S. Al-Humazah : 1-2)
Dalam ayat tersebut kita mengetahui bahwa Allah SWT mengancam orang-orang yang terlalu cinta terhadap hartanya. Sebagai umat muslim yang beriman dan bertaqwa, tentunya kita tidak ingin masuk kedalam golongan orang-orang yang celaka. Marilah kita selalu menjaga jiwa kita dari perbuatan-perbuatan yang kotor yang akan membawa kita kedalam jurang kehinaan.
Sifat bakhil/kikir merupakan penyebab kotornya jiwa. Maka dari itu, perlulah kita untuk menyucikannya, salah satunya ialah dengan berbuat baik kepada sesama manusia antara lain dengan cara bersedekah, menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin.
Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan akhlaq yang sangat mulia dimata Allah dan juga manusia. Dengan perilaku tersebut, dapat membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan manusia yang lebih bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk selalu taat beribadah kepada-Nya, dan senantiasa selalu dibimbing di jalan yang lurus, jalan yang akan membawa kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin.
Lahaula wala quwwata illa billahil’aliyyil’adhim
Sumber :
Firdaus, Muhammad Irfan. 2012. Dahsyatnya Berkah Menyantuni Anak Yatim. Yogyakarta : Pustaka Albana.
Copyright © 2023 PT. Riyadhul Jannah Amanah